Bursa Pagi: Asia Dibuka Menghijau, Aksi Jual Asing Bebani Peluang IHSG
Wednesday, April 17, 2024       08:25 WIB

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Rabu (17/4), dibuka cenderung menguat, berusaha keluar dari tekanan penurunan pada sesi penutupan bursa saham utama Eropa dan Wall Street. Investor mencermati rilis data perdagangan Jepang dan Singapura yang akan dirilis hari ini.
Namun, sentimen investor mungkin akan terpengaruh oleh komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, yang mengatakan "sejauh ini tidak ada kemajuan lebih lanjut dalam upaya kembali ke sasaran inflasi 2% pada tahun ini." Powell mengindikasikan kebijakan saat ini kemungkinan besar akan tetap berlaku sampai inflasi mendekati target.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan pergerakan indeks ASX 200, Australia yang cenderung mendatar. Indeks berlanjut menguat tipis 0,08% di posisi 7.618,6 pada pukul 8:15 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka naik 0,55% dan Kosdaq meningkat 0,97%. Kospi berlanjut naik 0,38% menjadi 2.619,6.
Namun pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang melemah 0,27% (-104,29 pin) menjadi 38.366,91, setelah dibuka menguat 0,15%dan Topix sedikit lebih tinggi. Indeks Reuters Tankan periode April mengindikasikan optimisme bisnis Jepang menurun.
Indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melemah 0,14% menjadi 16.225,54 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China naik tipis 0,03% di posisi 3.008,06.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan masih berada dalam fase  downtrend , namun berpeluang berbalik menguat, setelah mengakhiri sesi perdagangan kemarin dengan terperosok 1,68% ke level 7.164. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange ambles 2,96% ke posisi USD20,85.
Beberapa analis memperkirakan pergerekan IHSG hari ini berpeluang berbalik menguat, namun masih dibayangi aksi jual asing yang cukup besar. Secara teknikal, penurunan indeks pada sesi perdagangan kemarin telah menimbulkan gap pada rentang 7.188-7.239, sehingga berpotensi kembali ke atas level 7.200.
Tim Riset IndoPremier berpendapat, IHSG dibuka  gap down  pasca libur panjang lebaran di tengah banyaknya sentimen negatif.Saham bluechip menjadi penekan indeks dengan Big Banks dan Telco terkoreksi signifikan dgn  high volume.  
Pergerakan IHSG masih tertahan pada indikator MA150 dan berpeluang  rebound  ketika mendekati level psikologis 7.000-7.050. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan rentang support 7.100 dan resistance 7.200.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir cenderung melemah, seiring kenaikan imbal hasil US Treasury. Chairman The Fed, Jerome Powell mengatakan data inflasi terbaru belum memberikan kepercayaan untuk segera melonggarkan kredit. The Fed mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. Laporan penjualan ritel AS tumbuh lebih dari ekspektasi sepanjang Maret, mendorong imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ke level tertinggi lima bulan.
S&P 500 dan Nasdaq anjlok hampir 4% dari rekor tertinggi yang dicapai bulan lalu. Sektor real estate dan utilitas menjadi penghambat terbesar dalam pergerakan S&P 500, sementara sektor teknologi memberikan dorongan terbesar. Dow Jones Industrial Average mendapat dorongan dari laporan keuangan kuartalan UnitedHealth Group lebih baik dari perkiraan, sahamnya melejit 5,28%. Saham Morgan Stanley melonjak 2,5%, tapi Bank of America terperosok 3,5%. Johnson & Johnson dan Tesla anjlok 2,1% dan 2,7%.
  • Dow Jones Industrial Average naik 0,17% (63,86 poin) ke 37.798,97.
  • S&P 500 kehilangan 0,21% (-10,41 poin) ke posisi 5.051,41.
  • Nasdaq Composite melemah 0,12% (-19,77 poin) menjadi 15.865,25.

Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup memerah, mencatatkan penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari sembilan bulan. Investor menghindari aset berisiko seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, lemahnya data pabrik China, dan menguatnya dolar AS. Imbal hasil obligasi zona euro yang lebih tinggi juga menekan ekuitas. Risk-off global meningkat, dunia menunggu tanggapan Israel terhadap serangan balasan Iran.
Indeks STOXX 600 anjlok 1,53% ke 498,2. Sektor pertambangan dan perbankan memimpin kerugian. Saham sumber daya dasar ambles 3,1%, karena jatuhnya harga tembaga. Saham perbankan anjlok 2,6%, terseret kejatuhan 3% saham HSBC Inggris dan BNP Paribas. Sektor otomotif, asuransi dan energi anjlok sekitar 2%. Saham salah satu produsen baja terbesar dunia, ArcelorMittal rontok 6,9%. Perusahaan kesehatan Jerman Fresenius dan perusahaan asuransi Denmark, Topdanmark melejit 4,6% dan 4,3%.
  • DAX 40 Jerman anjlok 1,44% (-260,35 poin) ke posisi 17.766,23.
  • FTSE 100 Inggris terperosok 1,82% (-145,17 poin) ke level 7.820,36.
  • CAC 40 Prancis drop 1,40% (-112,50 poin) menjadi 7.932,61.

Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup menguat. Chairman The Fed mengatakan bank sentral AS mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama karena inflasi tetap stabil.  Greenback  didukung oleh data pertumbuhan ekonimi AS yang lebih kuat dari perkiraan yang memperkecil kemungkinan the Fed untuk mulai menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Trader memundurkan ekspektasi mengenai kapan bank sentral AS kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga, ke September, dan memperkirakan kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 bps tahun ini.  Greenback  mencapai level tertinggi terhadap yen sejak 1990, dan trader mewaspadai kemungkinan intervensi oleh otoritas Jepang. Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,05% menjadi 106,257.
Kurs spot dolar

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.0622

0.0003

+0.03%

7:16 PM

Yen (USD-JPY)

154.71

-0.0100

-0.01%

7:16 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2430

0.0004

+0.03%

7:16 PM

Rupiah (USD-IDR)

16,175.50

327.500

+2.07%

3:50 AM

Yuan (USD-CNY)

7.2378

-0.0004

-0.01%

2:59 PM

Sumber : Bloomberg.com, 16/4/2024 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi ditutup menurun tipis. Hambatan ekonomi menekan sentimen investor, membatasi keuntungan dari ketegangan geopolitik yang berfokus respons Israel terhadap serangan balasan Iran, akhir pekan lalu. Serangkaian data menunjukkan inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan, sehingga The Fed kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menurunkan suku bunga
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan AS bermaksud menjatuhkan sanksi baru kepada Iran karena serangan terhadap Israel, sehingga dapat mengurangi kapasitas ekspor minyak Iran. Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan akan menanggapi tindakan apa pun yang bertentangan dengan kepentingannya. Stok minyak mentah AS diprediksi meningkat minggu lalu, sementara bensin dan sulingan kemungkinan berkurang.
  • Harga Brent pengiriman Juni turun 8 sen (-0,09%) di USD90,02 per barel.
  • Harga WTI pengiriman Mei susut 5 sen (-0,06%) di USD85,36 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi ditutup relatif stabil. Peningkatan permintaan emas sebagai  safe-haven  di tengah ketegangan Timur Tengah, mengimbangi peningkatan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang lebih sedikit pada tahun ini. Imbal hasil US Treasury 10-tahun naik untuk hari kedua berturut-turut menekan daya tarik emas.
Deutsche Bank memperkirakan harga emas di kisaran USD2.400 per ounce pada akhir tahun dan USD2.600 pada Desember 2025. Harga logam berharga lainnya; perak di pasar spot anjlok 2,4% ke level USD28,17 per ounce, platinum merosot 1,2% ke USD958,03 dan paladium melorot 2,3% ke posisi USD1.012,00.
  • Harga emas di pasar spot sedikit berubah di USD2.382,72 per ounce.
  • Harga emas berjangka AS melaju 1% ke posisi USD2.407,8 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)

powered by: IPOTNEWS.COM